Botani Tumbuhan Tinggi

CEPHALOMANES






Klasifikasi

Kingdom  : Plantae
    Phyllum   :           Pteridophyta
Class      :  Gleicheniopsida                    
Ordo       :           Hymenophyllales
Family       :           Trichomanaceae
Genus              :           Cephalomanes
Morfologi
          Akar :
       Tunggang
       Berwarna hitam
       Kaku
       Ditutupi rambut-rambut cokelat (panjang 5 cm atau lebih)
Seperti fungsi akar pada umumnya yaitu untuk menyokong berdirinya tumbuhan itu sendiri, untuk menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah yang kemudian diedarkan keseluruh bagian-bagian tumbuhan. Akar tunggang pada Cephalomanes khususnya untuk menegakkan pertumbuhannya dan untuk mencari sekaligus mendapatkan sumber air yang jauh terdapat didalam tanah.
            Aziz (2008) akar pada tubuhan paku berupa akar serabut. Ujungnnya dilindungi oleh kaliptra yang susunan dan bentuk selnya berbeda dengan sel akar.
2.      Daun :
       Daunnya bersusun bagai jajarangenjang
       Bagian tepi daun berduri (tajam)
       Dengan tekstur kasar,karena dipenuhi bulu-bulu kecil yang transparan (mikro)
       Panjang antara 10-20 cm
       Lebar mencapai 2,5-4 cm
       Tangkai daun pendek
       Paku dewasa (daun fertil) terdapat Sori
                        Lellinger (1985) daun paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang berbeda dengan tumbuhan lainnya. Daunnya biasa disebut ental (frond) yaitu daun yang masih menggulung atau muda, tangkai ental disebut tangkai (stipe)untuk membedakan dari tangkai yang lain. Tiap anak daun dari daun yang menyirip disebut sirip atau pinna dan poros tempat sirip berada disebut rakis (rachis). Tepi anak daun yang terbagioleh tulang daun disisiyang menuju ujung ental disebut akroskopi , sedangkan yang menuju pangkal ental disebut basiskopi.
                        Razali (1998:12)rhizome erect or shortly erect, stout; frond fascicled, setose, scabrous, simply pinnate or rarely pinnatifid; pinnae asymetric; veins coarse, receptacle long and stout.
Terjemahan : akarnya pendek atau kaku pendek, entalnya berlapis, daunnya bersirip bahkan jarang bersirip, siripnya asimetri, urat daunnya kasar, reseptakel panjang dan berbintik hitam.

3.      Batang:
        Tegak
        Pendek sekitar 0,5 m
        Diameter sekitar 1 mm
Pearson (1995) semua batang paku-pakuan pada umumnya arah tumbuhnya menjalar, meskipun ada yang tegak. Permukaan batang paku-pakuan tidak selalu halus, tetapi kadang-kadang terdapat seperti duri, rambut-rambut uniselular dan ramenta yaitu bentukan rambut atau sisik yang berwarna hitam, cokelat kehitamanvseperti yang terdapat pada Cephalomanes caudatum.

Sistem Reproduksi
Sporangiumya terkumpul dalam sorus yang letaknya pada tepi daun, sorus mempunyai indusium yang bentuknya seperti piala atau bibir. Sporaniumnya bertangkai pada reseptakulum atau receptacle dan mempunyai anulus yang letaknya melintang.









Reproduksi dimulai dari paku dewasa yang menghasilkan beberapa spora yang terbungkus dalam sorus, sorus-sorus tersebut dibungkus didalam indusium. Sporangiumnya tegak karena mempunyai annulus, ketika sporangiumnya sobek atau tebuka, maka sporanya jatuh, apabila jatuhnya ditempat yang cocok maka spora akan tumbuh menjadi germinate spora.
“Germinates spora tumbuh menjadi generasi gametophyte yang menghasilkan antheridium (jantan) dan archegonium (betina). Archegonium menghasilkan ovum yang didalamnya berkembang generasi sporofit, terjadi fertilisasi antara sel sperma (antheridium) dan ovum (archegonium), sehingga menghasilkan generasi baru sporofit. Generasi ini tumbuh menjadi tumbuhan paku dewasa” Kenrick (1997).
Terdapat beberapa species dari Ordo Cephalomanes, yakni:
Cephalomanes brasii



 

Cephalomanes caudatum


Cephalomanes atrovirens




Cephalomanes laciniatum





Cephalomanes javanicum






Cephalomanes obscurum





Daftar Pustaka
Aziz, Abdul.dkk. 2008. Alampun Bertasbih Merasakan Kebesaran Allah Via Biologi.
Jakarta : Balai Pustaka
Jaman, Razali.dkk. 1998. On Some Pteridophytesof Sayap-Kinabalu, Sabah. Department of Botany. University Kebangsaan Malaysia, Malaysia, Article IV.
Kenrick, P. and P. R. Crane. 1997. The Origin and Early Diversification of Land Plants: A Cladistic Study. Washington, DC : Smithsonian Institute Press.
Lellinger, D. B. 1985. A Field Manual of the Ferns and Fern-Allies of the United States and  Canada. Washington, D.C : Smithsonian Institution Press.
Pearson, L. C. 1995. The Diversity and Evolution of Plants. New York: CRC Press.